Kata “Tasbih” berarti mngucapkan lafadz “Subhanallah“, yang artinya Maha Suci Allah, lafadz ini adalah salah satu lafadz yang dibaca setiap ba’da sholat wajib sebanyak 33 kali , tentang keutamaan Tasbih, dalam sebuah hadits Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda
“Dua kalimat yang mudah di lisan (diucapkan) berat pada timbangan, dicintai oleh Ar Rahman (Allah) adalah :”subhanallah al adhim subhanallah wabihamdihi”
Dalam hadits lain Riwayat Imam Bukhary dari Abu Hurairah Rasul bersabda :
Siapa yang membaca:”Subhanallah wabihamdihi” dalam sehari 100 kali, maka dosa-dosanya akan dibersihkan, sekalipun seluas lautan.
Dalam Mufrodat Alfadz Al Qur’an,Arraghib menjelaskan makna tasbih yaitu:
“Bersegera dalam beribadah kepada Allah”.
Tasbih adalah bersegera dalam ketaatan serta bersegera menjauhi segala kema’shiyatan, dari makna ini maka seseorang yang betasbih artinya bukan sekedar mengucapkan lafadz “subhanallah” belaka, akan tetapi harus dibarengi dengan sikap bersegera dalam melaksnakan perintah Allah serta bersegera menjauhi larangan-Nya.Allah berfirman dalam Surat Ali Imron ayat 133:
dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
Kata “maghfirah” secara bahasa artinya ampunan, Dalam Tafsr Arrazy disebutkan bahwa maghfiroh berarti “melaksanakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan”,sahabat Ali RA menafsirkan nya dengan “menunaikan kewajiban-kewajiban” sedangkan menurut Addahhak dan Muhammad bin ishak menafsirkan dengan “al Jihad“. Pada intinya, setiap orang beriman diperintahkan untuk bersegera dengan penuh kesungguhan dalam mentaati Allah, yaitu melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, itulah hakikat dari makna ucapan tasbih yang selalu kita baca setiap waktu.
Dalam melaksanakan perintah Allah Seringkali masih banyak petimbangan-pertimbangan, sehingga akibatnya tidak bersegera melakukannya atau kita menundanya, ketika hendak infaq atau shodaqoh misalnya, ada kekhawatiran hartanya akan berkurang atau takut tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, padahal Rasul telah menjamin :
ما نقَصتْ صدقةٌ من مال
“Shadaqoh tidak mengurangkan harta”(H.R.Muslim)
Ketika kita hendak melaksanakan sholat Tahajjud malam hari, kita khawatir kurang istirahat dan menggangu kesehatan, padahal Allah akan mengangkat dalam kedudukan yang terpuji Firman Allah dalam surat Al Isro ayat 79 :
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.
Dalam Hadits Riwayat Imam Bukhary Rasul bersabda :
رباط يوم في سبيل الله خير من الدنيا وما عليها
“Ribath satu hari di jalan Allah lebih baik dari dunia dan apa yang di atasnya”
Ribath asal maknanya ikatan, yang dimaksud adalah bersiaga dan bersegera di jalan Allah, dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh Rasul SAW bersabda :
أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ ». قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ
Maukah kutunjukkan pada kalian perkara-perkara yang (mengakibatkan) Allah menghapus dosa kalian, serta Allah akan mengangkat derajat, mereka (sahabat) menjawab : tentu ya Rasulullah, beliau bersabda : Menyempurnakan wudlu di saat yang tidak disukai, banyak langkah ke mesjid, dan menunggu sholat setelah sholat, demikian itulah Ar Ribath.
Dalam kata lain, Arribath berarti bersegera dan bersungguh-sungguh dalam menunaikan perintah Allah atau dalam berbuat kebaikan, meski dalam kondisi sesulit apapun, sepeti yang pernah dilakukan seorang sahabat ketika oleh Rasul ditawari untuk menjamu tamu yang datang kepada beliau, tanpa berfikir panjang kemudian sahabat itupun menerimanya,padahal di rumahnya tidak cukup makanan untuk anak dan istrinya, sehingga dia menyuguhi makan untuk tamu itu, sekalipun anak dan istrinya tidak makan.Demikianlah maka Arribath merupakan sebuah bentuk pengejawantahan dalam bertasbih kepada Allah.
Kesibukan duniawi seringkali dijadikan sebagai alasan kita dalam meninggalkan perintah Allah, sebagaimana pernah terjadi pada zaman Rasul ketika hendak ke Hudaibiyyah, ada sebagian orang yang tidak ikut dengan beliau dengan berbagai alasan , Firman Allah dalam QS Al Fath ayat 11:
سَيَقُوْلُ لَكَ الْمُخَلَّفُوْنَ مِنَ الْاَعْرَابِ شَغَلَتْنَآ اَمْوَالُنَا وَاَهْلُوْنَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا ۚيَقُوْلُوْنَ بِاَلْسِنَتِهِمْ مَّا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ لَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا اِنْ اَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا اَوْ اَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا ۗبَلْ كَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
orang-orang Badwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: “Harta dan keluarga Kami telah merintangi Kami, Maka mohonkanlah ampunan untuk kami”; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. sebenarnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Mereka menjadikan harta yang diusahakan serta anak dan istri yang dibela sebagai alasan untuk menghindar dari melaksankan perintah Allah, padahal seharurnya semua itu menjadi wasilah terlaksananya perintah Allah bukan justru menghalangi. Ingat ancaman Allah bagi mereka yang tidak mengutamakan Allah dan Rosulnya serta Jihad di jalan-Nya sebagaimana firman Allah :
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ
Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Wallahu A’lam.
Share this post