Sejarah & Profile Pesantren Persis 92 Majalengka
Sejarah mencatat, lembaga pendidikan Islam terpenting dan tertua yang hingga kini tetap eksis dan tetap layak untuk dijadikan sebagai model alternatif system pendidikan adalah pesantren. Setelah melewati masa sejarah yang panjang Pesantren telah menunjukkan peran dan kontribusinya bagi konteks pengembangan dan pembangunan bangsa dan agama. Pesantren dapat dinilai sebagai salah satu khazanah Islam yang khas terlahir dari tradisi umat Islam Indonesia. Dala konteks sejarah, Majalengka tercatat sebagai ”KOTA SANTRI” dimana di kota ini terdapat beberapa pesantren yang cukup berpengaruh dan dijadikan rujukan dalam masalah pendidikan Islam, paling tidak di Jawa barat. Sehingga pantas ada ungkapan lama ”Jika perlu Ustadz atau Kyai datang ke Majalengka”. Keberadaan Pesantren Persis 92 Majalengka dewasa ini diharapkan turut memberi andil dalam mendinamisasikan kembali upaya-upaya “Santrinisasi” di Majalengka.
Pesantren Persatuan Islam (PERSIS) 92 Majalengka dalam sejarah berdirinya, tidak terlepas dari proses panjang perjuangan Persis di Majalengka serta tujuan yang diemban olehnya. Keberadaannya didasari atas kesadaran para pimpinan dan kader-kader Jam’iyyah pada waktu itu serta kenyataan kurangnya kader yang betul-betul memahami Islam secara Syumuli (Komprehensif). Maka diperlukan adanya upaya regenerasi yang tersistematis dan berkelanjutan.
Maka pada tahun 1989, di bawah kepeloporan Almarhum K.H.A. Ma’sum Nawawi, yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Persatuan Islam (Persis) Majalengka, didirikanlah Pesantren Persatuan Islam (PERSIS) 92 Majalengka, dengan kondisi yang seadanya dan serba kekurangan, namun semangat (Ruhul Jihad) dan cita-cita yang luhur, serta dukungan dari segenap anggota dan simpatisan Persis Majalengka yang cukup solid pada waktu itu, menjadikan lembaga tersebut terus berkembang dari waktu ke waktu.
Setahap demi setahap tapi pasti, pembangunan ruangan belajar dan asrama pun terus dilakukan tiap tahun, fasilitas dan sarana belajar terus dilengkapi, jumlah santri dari tahun ke tahun terus bertambah. Bersamaan dengan itu kepercayaan ummat pun semakin tinggi, bukan hanya di lingkungan anggota dan simpatisan Persis, tapi juga di kalangan masyarakat umum.
Adapun tentang kurikulum, saat ini menggunakan pola terpadu (Kementrian Agama, Dinas Pendidikan dan Pesantren Persis) dengan sistem : “Boarding And Full Day School System (Ber-asrama)” dengan laporan kegiatan santri dari para Murrobi, serta menekankan aspek “Tafaqquh Fid Dien” (Mendalami ilmu-ilmu Keislaman) dengan mata pelajaran antara lain :
1. Ulumul Lughoh : Nahwu, I’rob, Shorof, Mal, Hiwar, Insya, Balaghah, Ilmu Mantiq;
2. Ulumul Qur’an : Tajwied, Tafsier’Am, Tafsier Ahkam, Ilmu Tafsier, Tahfidzul Qur’an;
3. Ulumul Hadits : Bulughul Maram, Al Bukhorie, Mustholah Hadits
4. Syari’ah : Fiqih, Ushul Fiqih, Ilmu Faro’idl, Ilmu Falak
Serta bidang studi lain yang diperlukan baik agama maupun umum.
Untuk Satuan/Jenjang diantaranya:
1. TK Al – Islah Persis 109. (Usia 4-5 tahun kelompok A. Usia 5-6 tahun kelompk B).
2. Diniyyah Ula. Lama belajar 4 tahun (Madrasah).
3. Tsanawiyyah. Jenjang ini setingkat SMP (Lama belajar 3 tahun).
4. Mu’allimien/Aliyah. Jenjang Mu’allimien/Aliyah adalah jenjang tingkat Menengah dengan jurusan yang ada, serta muatan Ke-Mu’allimin-an (Keguruan) pada setiap jurusan.
*Keterangan :
Lulusan Mu’allimien dapat melanjutkan ke :
1. PTN / PTAIN dan berpeluang mendapat beasiswa dari Kementrian Agama.
2. Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dengan beasiswa dari PZU (Pusat Zakat Ummat).
3. Universitas Al Azhar Cairo
4. PTS Lainnya.
Untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sendiri memiliki berbagai model, seperti:
1. Intra Kulikuler
Setiap hari (kecuali Minggu dan hari libur) sebanyak 7 s.d 8 jam pelajaran.
2. Ekstra Kulikuler dan Muatan Lokal (Sore dan Malam) :
a. Bahtsul Kutub / Bahtsul Masail
b. Tahfidzul Qur’an
c. English Class
d. Arabic Class
e. Art Class
f. Kepanduan
g. Khitobah (Latihan Da’wah)
h. KASIF (Pesantren Kilat)
i. Ilmu Keguruan dan PLKJ
j. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Adapun Organisasi Pesantren meliputi:
1. Al Mudirul ‘Am : H. Moch. Ridwan.
2. Mudir TK: Hj. Euis Marpuah, S.Pd.I
3. Diniyyah Ula : Mamay Komariah, S.Pd.
4. Mudir Tsanawiyyah : Adis Wiharja, S.Pd.I.
5. Mudir Mu’allimien : Drs. Wawan Dermawan SE.
6. Murrobi/Pembimbing Asrama :
Ahmad Gin-gin, S.Sos dan Izzulhaq Bintang (Tsanawiyyah Putra)
Ismail Abdusy Syakur, S.Pd dan Rahmat Ibnu Yasir (Muallimin Putra)
Revyta Dwi Lestari, S.Pd dan Ita Millati Hanifah, S.Pd (Tsanawiyyah Putri)
Asriyatus Sa’niyah, S.Sos (Muallimin Putri)
Untuk Organisasi Santri sendiri terdiri dari:
1. Rijalul Ghod : Organisasi santri putra
2. Ummahatul Ghod : Organisasi santri putri
Sarana – Pra Sarana kampus terbagi dua, Kampus I untuk Tsanawiyyah dan Kampus II untuk Mu’allimien. Dengan sarana :
> Ruang belajar dan kantor.
> Laboratorium IPA
> Laboratorium Komputer
> Asrama Putra dan Putri
> Mesjid
> Lapangan Volley Ball dan Basket
> Tempat Pelatihan Keterampilan Santri
> Toserba Kopontren (Kantin).
Banyak hal yang berencana kami tingkatkan kaitan kualitas dan kuantitas untuk terus berinovasi dan bertajdid menghadapi tantangan setiap zaman yang berbeda, yang tentu dalam sejarah panjang hingga saat ini kiranya akan sulit tercapai tanpa segala macam aspek support daya dan upaya semua pihak, mudah – mudahan kami semakin siap untuk berkhidmat dan berjihad untuk umat dan bangsa. Aamiin.